Pemilihan Pupuk Tanaman Hias


Pemilihan Pupuk Tanaman Hias

Kegiatan pemupukan pada usahatani tanaman pertanian bukan merupakan hal yang asing, karena kegiatan ini merupakan salah satu dari komponen penting dalam pelaksanaan panca usaha pertanian. Demikian pula pada usahatani tanaman hias, juga memerlukan teknologi pemupukan yang tepat. Hasil panen tanaman hias tidak ditentukan oleh bobot hasil tanaman seperti pada tanaman pangan ataupun perkebunan. Ukuran, tampilan tanaman dan performen bunga merupakan hasil yang dituju pada aplikasi pemupukan pada tanaman hias. Untuk itu sangat penting diketahui teknologi pemupukan tanaman hias.
Jenis tanaman hias yang diusahakan petani sangat beragam dan masing-masing mempunyai karakter yang beragam pula. Keberagaman jenis ini memerlukan strategi pemupukan yang berbeda sesuai dengan ukuran tanaman, karakter tanaman, dan hasil atau tujuan yang ingin dicapai. Yang perlu menjadi pertimbangan penting dalam kegiatan pemupukan adalah ketersediaan jenis-jenis pupuk, kondisi tanamannya (jenis, fase pertumbuhan), cara penanaman (dilahan atau di pot) serta kondisi lingkungan.
Keberagaman jenis pupuk yang beredar di pasar dengan berbagai merk bisa membuat bingung petani atau justru menjadi peluang bagi petani untuk menentukan pilihan. Bagi hobiis tanaman hias lebih sering memanfaatkan pupuk lengkap dan lambat pelepasan haranya, sehingga tidak direpotkan dengan pemupukan, karena cukup diberikan 3 - 5 bulan sekali. Bagi pembudidaya hal ini tidak menguntungkan karena selain mahal juga lebih lambat efeknya.
Buku ini akan mengurai teknologi pemupukan mulai dari faktor efisiensi pemupukan tanaman hias, aneka ragam pilihan pupuk dan aplikasi pemupukan tanaman hias dan penggunaan kompos pelet pada tanaman hias aglonema. Semoga bisa menjadi panduan dalam memahami pemupukan tanaman hias.
II. FAKTOR EFISIENSI PEMUPUKAN TANAMAN HIAS
Tujuan dari inovasi teknologi pemupukan adalah efisiensi. Dengan keluaran yang sesedikit mungkin bisa didapatkan hasil yang seoptimal mungkin, artinya keuntungan atau nilai tambah yang didapatkan tertinggi. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi efektivitas kegiatan pemupukan tanaman hias, antara lain karakter tanaman, cara tanam, media tanam dan lingkungan.
2.1. Karakter Tanaman Tanaman hias yang dibudidayakan untuk tujuan komersiil saat ini sangat banyak ragam dan jenisnya, bahkan semakin hari makin bertambah ragamnya. Secara awam penggolongan tanaman hias tergantung pada bagian mana yang dimanfaatkan atau dinilai indahnya. Oleh karena itu penggolongannya sebagai berikut:
(a). Tanaman hias berbunga (TAHIBA) indah,  (b). Tanaman hias berdaun (TAHIDU) indah (c). Tanaman hias berbuah (TAHIBU) indah.
2.2. Cara Tanam
Cara tanam lebih banyak dipengaruhi oleh tujuan penggunaan. Orang memelihara tanaman hias mempunyai tujuan yang berbedabeda. Cara tanam yang paling banyak ditemui ada dua macam, yaitu:
a. Langsung di lapang
b. Ditaman pakai wadah (pot, polybag, karung)

2.3. Media Tanam
Media tanam berpengaruh terhadap kebutuhan pupuk yang harus diberikan.
2.4. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pemberian pupuk.
III. ANEKA RAGAM PILIHAN PUPUK
Jenis pupuk yang dapat dipergunakan untuk tanaman hias ragam pilihannya banyak sekali. Penggolongan pupuk dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain dari bahan (kimiawi dan organik), kadungan (tunggal, majemuk, lengkap), dan bentuk (padat dan cair). Masing-masing pupuk mempunyai kelebihan yang berbedabeda sesuai dengan karakter pupuk itu sendiri. Kelebihan-kelebihan ini yang sering menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan. Pupuk kimia kandungan haranya tinggi dan terukur; sedangkan
pupuk organik kadar haranya rendah dengan variasi yang beragam, tetapi mempunyai sifat memperbaiki tanah secara fisik maupun kimiawi yang medukung proses penyerapan hara oleh akar tanaman.
3.1. Pupuk Kimia
Berbagai pupuk kimia antara lain :
A. Pupuk kimia tunggal (Urea, SP36, KCl)
B. Pupuk kimia majemuk (NPK)
C. Pupuk kimia majemuk lengkap
3.2. Pupuk Organik
Berbagai pupuk organik yang bisa didapatkan oleh petani, antara lain:
A. Pupuk kandang
B. Kompos
C. Pupuk cair organik
D. Pupuk hayati
3.3. Zat Perangsang Tumbuh dan supplemen
Penggunaan Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) maupun suplemen dalam bisnis tanaman hias bukan hal yang baru. Penggunaan ZPT Pemupukan Tanaman Hias harus sangat hati-hati dan tepat dosis, karena selain mahal juga bisa merusak tanaman bila konsetrasinya kelebihan. Persyaratan ZPT bisa diaplikasikan bila tanaman dalam kondisi sehat.

IV. APLIKASI PEMUPUKAN TANAMAN HIAS
Pertimbangan utama dalam pemupukan adalah efektif dan efisien. Budidaya tanaman hias terdiri dari beberapa fase, yaitu pembibitan, pebesaran, dan pembungaan/pencantikan. Tidak semua fase ditangani oleh petani, ada yang sebagai pembibit, ada yang pembesaran, ada yang pembungaan/pencantikan. Berikut ini petunjuk sederhana pemilihan dan penggunaan pupuk pada tanaman hias sesuai dengan segmen usahanya.

4.1. Fase Pembibitan
Pembibitan memerlukan indukan tanaman hias yang perlu diberikan pupuk berimbang antara N, P dan K serta kebutuhan hara lain. Maka selain NPK sebaiknya diberi juga pupuk lengkap cair. Untuk memacu proses perbanyakan juga perlu diberikan ZPT yang berisi hormon giberlin (di pasaran bisa GA3 atau ProGib). Untuk membantu mempercepat tumbuhnya akar pada stek bibit perlu diberi ZPT yang berisi auksin (misalnya rootone F, atonik, Florita, Growtoon, dll).

4.2. Fase Pembesaran (Growing)
Fase pembesaran atau pertumbuhan membutuhkan pupuk yang berimbang. Selain menggunakan pupuk organik padat (kompos/pupuk kandang) sebagai campuran media, juga gunakan pupuk kimia, bisa tunggal ataupun majemuk (NPK, dekastar). Pemberiannya dilakukan pada tanaman sudah tidak stress dengan ditandai munculnya tunas/ daun baru. Caranya dengan ditaruh atau dibenamkan pada media tanam.

4.3. Fase Pembungaan dan Pencantikan
Istilah fase pembungaan digunakan pada tanaman hias berbunga indah sedangkan istilah fase pencantikan untuk tanaman hias berdaun indah. Dua macam tanaman mempunyai karakter yang berbeda, sehingga berpengaruh pada bentuk dan cara pemupukannya. Fase pembungaan atau fase generatif membutuhkan hara N lebih sedikit agar pertumbuhan daun muda terhambat sebaliknya calon bunga yang muncul. Setelah fase pertumbuhan dapat menghasilkan percabangan yang indah perlu dipacu keluarnya kuncup bunga dengan pemberian pupuk yang tinggi kadar Phospornya.
V. PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS PELET PADA AGLAONEMA
5.1. Pupuk Kompos Pelet
Kompos diperkaya dengan bahan alami digunakan sebagai bahan baku pupuk organik pelet telah diformulasikan oleh Tim Pengkaji BPTP Jakarta. Pupuk ini bisa diaplikasikan pada tanaman sayuran maupun tanaman hias. Manfaatnya ganda, yaitu sebagai campuran media tanam sekaligus sebagai pupuk organik. Sebagai campuran media tanam kompos, pelet berfungsi sebagai buffer yang dapat menahan air sekaligus dapat menyediakan hara bagi tanaman secara perlahanlahan.

5.2. Aplikasi Kompos Pelet pada Aglaonema
Pengujian penggunaan kompos pelet pada tanaman hias aglaonema siam aurora telah dilakukan di Kelompoktani Kembang Meruya Jakarta Selatan. Asumsi dari pengujian ini adalah penggunaan kompos pelet sebagai alternatif pengganti pupuk kotoran kambing pada tanaman hias aglaonema yang selama ini digunakan petani. 
VI. PENUTUP
Buku petunjuk dasar dalam pemupukan tanaman hias diharapkan dapat dikembangkan dan disesuaikan penerapanannya sesuaidengan kondisi tanaman serta lingkungan. Pertimbangan dasar dalam melakukan pemupukan adalah efisiensi dan efekifitas. Pertimbangan yang menjadi dasar dalam pemilihan jenis pupuk
adalah 1) kemudahan dalam mendapatkannya meliputi harga dan keberadaanya, 2) kemudahan dalam cara pemberiannya meliputi dalam menentukan dosis dan pemupukannya serta keberadaan peralatan, 3) Hasilnya mudah dilihat dan dirasakan.

sumber: http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=42&Itemid=10

Komentar

Postingan Populer